WHAT'S NEW?
Loading...

Kalau bicara soal rumah makan Padang, masing-masing dari kita pasti punya favorit sendiri, baik dari rumah makan kecil sampai yang sudah ternama. Saya sendiri baru saja menemukan salah satu rumah makan Padang yang kini menjadi favorit saya, yaitu Marco Padang Grill.



Marco Padang Grill saat ini terdapat di Setiabudi One dan yang baru beberapa bulan buka yaitu di Lotte Shopping Avenue. Saat saya melihat Marco Padang Grill yang berlokasi di Lotte Shopping Avenue, saya merasa penampilannya berbeda dengan restoran Padang lain yang sering saya lihat atau ketahui. Namanyapun tidak mencerminkan nama restoran Padang pikir saya. Rupanya nama Marco diambil dari nama Chef Marco Lim yang bekerja sama dengan grup Arya Noble (Erha Group) mendirikan restoran ini.

Chef Marco Lim


Chef Marco berasal dari Padang, dan semua resep makanan di Marco Padang Grill merupakan resep Chef Marco sendiri yang kebanyakan merupakan resep keluarga. Beberapa menu mungkin jarang kita temui di restoran Padang lainnya, sehingga menjadi keunikan Marco Padang Grill.

Di Marco Padang Grill, makanan disajikan sesuai dengan pesanan, bukan seperti di rumah makan Padang di mana berpiring-piring menu disajikan di atas meja kita.


Sudah siap melihat cicipan saya pada kunjungan pertama saya ke Marco Padang Grill?


Di atas adalah gambar dari sebagian makanan yang saya coba di Marco Padang Grill. Di restoran ini, beberapa bahan utama seperti cabai dikirim langsung dari Padang, karena menurut Chef Marco, karakter cabai Padang unik, dan tidak bisa ditemukan pada cabai yang tumbuh di Pulau Jawa. Rasa pedas cabai Padang seperti menetas di mulut saat dikunyah, namun after taste-nya tidak tertinggal lama.

Nasi Sayo - IDR 16,000

Nasi Sayo merupakan salah satu menu andalan di Marco Padang Grill. Nasi yang terbuat dari beras Padang ini disajikan dengan rendang, sayur, sambal cabai merah, cabai hijau, serta kerupuk. Sambalnya mantap sodara-sodara!

Barramundi Panggang Pacak - IDR 55,000

Menu yang satu ini juga sedap! Ikan barramundi-nya direndam dan dibumbui dengan santan, cabai merah, daun kunyit, serai, asam jawa, limau lalu dipanggang. Daging ikannya lembut, bumbu-bumbunya sangat meresap, wangi, dan pastinya enak, apalagi karena disajikannya tanpa tulang.

Bebe' Lado Ijo - IDR 35,000

Bebek yang digunakan untuk Bebe' Lado Ijo adalah bebek muda yang sudah direbus dalam air kelapa lalu dimasak santan, cabai hijau, serta bumbu-bumbu dan rempah dari daerah Bukittinggi. Daging bebeknya empuk, bumbunya juga nikmat.

Dendeng Batokok- IDR 40,000

Dendeng Batokok terbuat dari daging sapi tenderloin, dimasak dengan berbagai bumbu seperti air kelapa, bawang putih, bawang merah, minyak kelapa lalu dipanggang dengan arang dan disajikan dengan lado kecap, dan lado pop. Sedap!

Randang Itam - IDR 25,000

Kalau bicara soal makanan Padang, si rendang ini pasti gak ketinggalan. Makanan yang menjadi World’s 50 Most Delicious Foods tahun 2011 ini merupakan menu yang wajib ada di rumah makan Padang.  Randang Itam di Marco Padang Grill ini tidak terlalu pedas, dan cenderung manis bumbunya, terasa banyak kelapanya. 

Ikan Bilih Asok - IDR 22,000

Ikan Bilih Asok ini merupakan ikan yang konon hanya terdapat di Danau Singkarak. Ikannya diasap dan digoreng dengan bumbu rahasia Chef Marco. Rasa ikan ini menurut saya agak mirip dengan ikan roa-nya orang Menado, teksturnya renyah, cocok untuk teman ngabisin nasi putih.

Pete Kacamata - IDR 17,000

Jujur, saya bukan pemakan pete dan agak ragu ketika mencoba menu ini. Namun ternyata pete yang satu ini berbeda dengan yang lain. Petenya sudah diiris tipis-tipis dan digoreng garing sehingga sayapun dapat menikmatinya. Kenapa disebut pete kacamata? Karena kulit pete yang ikut digoreng bentuknya seperti kacamata yang bolong. Pete kacamata merupakan resep keluarga Chef Marco, unik dan patut dicoba.

Teh Pane - IDR 10,000

Teh Pane merupakan sebutan untuk teh panas.

Es Kelapa Muda - IDR 20,000

Ketika cuaca Jakarta panas seperti hari-hari ini, minuman seperti ini sangat menggugah bukan?

Kopi Es - IDR 25,000

Jarang-jarang yang kopi disajikan dalam gelas seperti di atas. Kopi Es merupakan kopi jenis robusta dari Bukit Tinggi yang disajikan dengan es dan tidak manis. Kopi ini cukup kuat, atau karena mungkin saya bukan peminum kopi sehinggal setengah gelas Kopi Es ini membuat mata saya melek cukup lama.

Martabak Kelapa - IDR 15,000

Martabak Kelapa ini merupakan makanan yang sering dimakan oleh Chef Marco semasa kecilnya. Martabak Kelapa terdiri dari 4 potong martabak tipis yang diisi dengan parutan kelapa, cemilan manis ini cocok untuk teman minum kopi.

Es Durian - IDR 35,000

Es Durian-nya terdiri dari es serut, cincau hitam, cendol, kolang-kaling, dan yang paling penting yaitu puree durian! Untuk melengkapi kenikmatannya, disiramlah susu kental manis serta sirup ke atas es. Hadeuh, gak usah ditanya lagi, nikmat! Apalagi ketika mengetik ini, cuaca sedang panas. Puree duriannya sendiri dikirim langsung dari Padang, dan wangi duriannya mantap!

Seperti saya sebut di awal, kini Marco Padang Grill telah menjadi restoran Padang favorit saya. Selain sajiannya yang memang 'lamak bana', suasana restorannya-pun nyaman untuk menyantap makanan bersama keluarga, teman, atau bahkan untuk business meeting.

-------
Marco Padang Grill
Lotte Shopping Avenue, Lantai 3
Jl. Prof Dr Satrio
Jakarta Selatan
Tel. (021) 29889377
www.restomarco.com


View Larger Map

Kalian pasti sudah pernah mendengar tentang Earth Hour. Earth Hour merupakan gerakan yang dicetuskan pertama kali oleh WWF Australia karena isu perubahan iklim dan kini telah berhasil membuat negara-negara lain di seluruh penjuru dunia untuk turut berpartisipasi. Kitapun dapat turut berpartisipasi mendukung Earth Hour dengan mematikan lampu selama satu jam pada waktu yang ditentukan. Earth Hour untuk tahun ini (2014), dilaksanakan pada hari Sabtu kemarin tanggal 29 Maret, mulai pukul 20.30 sampai dengan 21.30, apakah kalian turut berpartisipasi?


29 Maret 2014 kemarin, saya turut berpartisipasi dalam acara Earth Hour yang diadakan oleh The Ritz-Carlton Jakarta, tepatnya di The Ritz-Carlton Mega Kuningan yang bertajuk Earth Art Hour. Acara ini memadukan antara art dan Earth Hour di mana selama lampu dimatikan, dilaksanakan kegiatan art yang dapat dilihat oleh para tamu.

Selama acara berlangsung, para tamupun dapat menikmati earth-themed food & drink, seperti dapat dilihat pada gambar-gambar di bawah ini, kebanyakan makanan dan minumannya memilikki warna yang lekat dengan tema earth seperti cokelat dan hijau.

Salad

Various Satays - believe me, they were so delicious! Terutama sambal matah-nya #salahfokus

Desserts - brownish and greenish ones



Nah di bawah inilah area di mana aksi seni selama Earth Hour berlangsung akan diadakan. Jadi, selama lampu dimatikan, 6 orang seniman muda Indonesia akan melukis ditemani cahaya lilin. 


Sambil melihat aksi live painting, menikmati light bites, para tamupun ditemani oleh live acoustic performance oleh anak-anak muda ini.


Dan inilah aksi 6 seniman muda Indonesia, yaitu Radhinal Indra, Sarita Ibnoe, Tampan Destawan, Bobbyama Agam, Udadias, dan Aditya Fachrizal Hafiz melukis selama satu jam, ditemani oleh cahaya lilin.









Earth Art Hour merupakan salah satu contoh kegiatan yang menarik yang dapat dilakukan selama pelaksanaan Earth Hour, di mana kita bisa melihat bahwa pada saat lampu mati, bukan berarti kita tidak dapat melakukan apa-apa. Tapi yang paling penting adalah jangan hanya menunggu Earth Hour untuk menyatakan kepedulian kita terhadap bumi, mulailah dengan kebiasaan sehari-hari di rumah seperti mematikan lampu jika tidak perlu, pasang timer ketika menggunakan AC, dan lain sebagainya. Love our earth, save our earth ☺
Kalau saya bertanya kepada para pembaca, apa saja makanan khas Singapura, pasti banyak yang menjawab Hainanese Chicken Rice. Selama beberapa kunjungan ke Singapura dalam beberapa tahun terakhir ini, saya baru sadar, belum sekalipun saya menikmati Hainanese Chicken Rice. Akhirnya pada kunjungan terakhir saya ke Singapura, sayapun memutuskan untuk mencoba salah satu Hainanese Chicken Rice paling populer di sana yaitu Tian-Tian Hainanese Chicken Rice yang terdapat di Maxwell Food Centre.


Cukup mudah menemukan Maxwell Food Centre ini. Jika menggunakan MRT, turunlah di station Chinatown, exit A, lalu jalan lurus di antara pertokoan lalu belok ke kanan di ujung jalan. Jalan terus sampai ketemu kuil Buddha, tidak jauh dari situ, Maxwell Food Centre akan terlihat seberang jalan. Nantinya akan ada juga station MRT baru yang letaknya tepat di depan Maxwell Food Centre ini.

Saya tiba di Maxwell Food Centre sekitar jam 2 siang, dan langsung mencari stall Tian-Tian. Ada beberapa stall Hainanese Chicken Rice dengan neon box mirip dengan Tian-Tian ini, sama-sama berwarna biru, namun tidak sulit membedakan stall-stall ini dengan Tian-Tian. Bagaimana caranya? Cukup dengan melihat antrian di depannya. Antriannya sampai membentuk letter L saudara-saudara! Sekitar mungkin 20 lebih orang mengantri pada saat saya datang, dan sayapun akhirnya ikut di antrian tersebut. Sampai saya pulangpun, antrian di stall ini masih panjang.


Kalau dilihat dari penampilannya, rasa-rasanya lebih dari separuh pelanggan yang antri adalah turis.


Melewati antrian yang panjang, akhirnya saya tiba dengan selamat sentosa di depan stall Tian-Tian dan memesan.


Saya dan teman saya masing-masing memesan seporsi Chicken Rice seharga SGD 3.50, dan makanan kami tersaji seperti gambar di bawah.


Sebelah kiri adalah Chicken Rice saya, yang ayamnya merupakan ayam rebus, sedangkan yang sebelah kanan merupakan Chicken Rice teman saya yang ayamnya berupa ayam panggang. Kedua Chicken Rice disajikan dengan timun, sambal, serta kuah kaldu. Nasinya cukup harum, ayamnya sudah agak dingin, kuah kaldunya cukup gurih. Rasa antara ayam rebus dan ayam panggang tidak terlalu berbeda. Kesimpulan saya dan teman saya, soal rasa kami belum bisa menemukan sesuatu yang istimewa sampai harus mengantri sekian panjang.



Seorang teman yang lama tinggal di Singapura pernah berkata bahwa saya harus tinggal lama di Singapura dan mencoba sekian banyak Hainanese Chicken Rice di sana dan saya baru dapat membedakan rasanya dan menemukan makan yang paling enak. Menurut dia, Hainanese Chicken Rice yang paling enak bukanlah Hainanese Chicken Rice yang didapuk sebagai yang paling enak oleh media. Tetapi kembali lagi ke selera pribadi, bagaimana dengan kalian? Hainanese Chicken Rice apa yang menurut kalian paling enak di Singapura?


Sebuah French bakery baru bernama Passionnée Bread & Pastry baru saja membuka toko fisiknya di daerah Brawijaya - Jakarta Selatan setelah sebelumnya melayani online delivery service sejak bulan Desember yang lalu.

Sesuai dengan namanya, Passionnée Bread & Pastry menjual berbagai roti dan pastry ala Perancis seperti baguette, croissant, fougasse, canele, dan masih banyak lagi. Saya sendiri telah mencoba dua dari beberapa produk andalan Passionnée Bread & Pastry, di antaranya Tarte aux Pommes dan Tarte Bourdaloue. Sounds too French? Mari kita bahas dengan bahasa yang lebih bersahabat.

Tarte aux Pommes: Apple Tart - IDR 330,000 (whole) / IDR 44,000 (per slice)

Jadi, si Tarte aux Pommes merupakan apple tart berbasis pastry, dengan irisan apel berlimpah di atasnya. Saya tidak suka apel (I don't like most fruits anyway), tapi kalau apelnya sudah menjelma jadi tart seperti ini, saya tidak akan ragu memakannya.


Tarte aux Pommes dapat disajikan baik dingin (langsung dari kulkas), maupun panas (dipanaskan di oven), you choose. Pastrynya lembut, tidak terlalu tebal, apelnya diiris tipis-tipis dan ditata rapi di atasnya rasa cinnamon juga dapat ditemukan pada appe tart ini. Looking good, right? Sweet and lovely tart it is.

The next one is Tarte Bourdaloue a.k.a pear tart. 

Tarte Bourdaloue: Pear Tart - IDR 385,000 (whole) / IDR 49,000 (per slice)


Tarte Bourdaloue terasa lebih lembut dibandingkan apel pada Tarte aux Pommes, namun tekstur buah pirnya masih sangat terasa. Dari segi rasa, Tarte Bourdaloue ini lebih manis dibanding Tarte aux Pommes, tapi sama enaknya. A perfect tart to accompany your tea time.


Beberapa produk andalan Passionnée Bread & Pastry lainnya adalah Chocolate Raspberry Tart, Almond Galette, Quiche Boeuf (yang konon selalu sold out - jadi pengen coba). Go visit their store for more pastries, or simply call or e-mail for online delivery service. Bon appétit!

-------
Passionnée Bread & Pastry
Jl Brawijaya Raya no 4,
Jakarta 12160
Tel. 0812 90040030
passionnee.jakarta@gmail.com
instagram.com/passionneejakarta


View Larger Map
Sebagai seorang budget traveller, hawker food cukup melekat di pikiran saya dan tidak pernah ketinggalan untuk saya cari pada setiap kunjungan saya ke Singapura. Namun, sayapun cukup awas dengan perkembangan kuliner di Singapura, semakin banyak café serta restoran mengisi negara ini. Berbagai restoran dengan bintang Michelin dan chef papan atas dari berbagai negara turut meramikan kancah perkulineran Singapura. Melihat hal ini, Singapore Tourism Board-pun ingin mengangkat Singapura sebagai tempat untuk para turis merasakan fine dining yang tak terlupakan. Salah satu kegiatan yang dibuat Singapore Tourism Board untuk mendukung hal itu adalah mengadakan acara di Jakarta bertajuk Experience Singapore.

Pada acara yang diadakan di Moovina - Plaza Indonesia tersebut, beberapa undangan mulai dari blogger, chef, selebritis diajak untuk merasakan pengalaman fine dining dengan makanan dan minuman yang disajikan langsung oleh para chef dan mixologist dari culinary spot terkemuka di Singapura yaitu Tippling Club dan 2am: dessertbar.

The Venue: Mezzanine, Moovina - Plaza Indonesia


Sebelum acara makan malam dimulai, para chef sibuk menyiapkan finger foods untuk para tamu.





Pada acara Experience Singapore ini, Singapore Tourism Board mengajak serta Chef Ryan Clift - Owner/Founder dari Tippling Club yang bertugas menjamu tamu melalui 4 jenis makanan yang disiapkannya,  Zachary Connor de Git - Mixologist dari Tippling Club yang meramu cocktails serta mocktail untuk para undangan, juga Chef Janice Wong - Owner/Founder dari 2am:dessertbar dan 2am:lab dengan dessert uniknya.

Chef Ryan Clift & The Host

Chef Ryan Clift - preparing the food

The team

Dan inilah hasil karya Chef Ryan Clift beserta timnya untuk acara makan malam.

Baccalà, Parsley Root, Garlic Soup, Sea Rosemary

Snow Crab, Celeriac, Malt Vinegar

Foie Fras Torchon, Spiced Wine Fluid, Brioche, Cherry, Plum

Kagoshima Wagyu, Burrata, Fruit Tomato, Artichoke, Sea Grape

Semua sajian karya Chef Ryan Clift ini sangat unik baik dari segi bahan yang digunakan, rasa, juga penyajian. Setiap dish memilikki beberapa elemen yang mungkin jarang kita temukan, bahkan beberapa di antaranya baru pernah saya dengar atau lihat malam itu. Setiap elemenpun mewakili rasa yang berbeda, manis, asam, asin, pahit. Favorit saya adalah Baccalà, Parsley Root, Garlic Soup, Sea Rosemary yang merupakan menu pertama. Baccalà merupakan ikan cod yang telah diasinkan, istilah yang jarang kita dengar bukan? Kesemua menu di atas dapat ditemukan di Tippling Club milik Chef Ryan.

Untuk menemani menu makanan di atas, Zachary Connor de Git menyajikan 2 jenis cocktails dan 1 mocktails. Di Tippling Club, Zachary Connor de Git  memang bertugas untuk menciptakan minuman sebagai pasangan dari makanan yang dibuat oleh Chef Ryan.

Pinya - Gringos Garden

Dropje Daiquiri - My Favorite One!

Setelah semua makanan disajikan, maka acara dilanjutkan dengan Dessert Showcasing bersama Chef Janice Wong yang dianugerahi sebagai Asia's Best Pastry Chef 2014. Sebuah ruangan yang tidak terlalu besar diisi dengan hasil karya Chef Janice yang berupa Edible Art Sweets Corner, Chocolate Bars, Chocolate Bon Bons, Poprocks, Popcorn, dan banyak lagi dessert unik lainnya. Berikut beberapa hasil karya Chef Janice yang dipamerkan dan dapat kami nikmati malam itu.


Edible Art Sweet Corner

Walau terlihat seperti tumpahan cat, namun ternyata yang terdapat di atas meja itu bisa dimakan loh, seperti jelly, kenyal dan manis.

The art display - like desserts display

Beware of this one! Walau terlihat biasa saja namun di dalam coklat putih  di atas ini, terdapat cairan super sour yang akan bikin kita melek seketika.



Favorit para food blogger - coklat dengan sensasi meletik di dalamnya.





This one was also super sour!

Pardon my dirty phone display

Dapat menikmati sajian dari Chef Ryan Clift maupun dessert karya Chef Janice Wong merupakan pengalaman yang sangat unik untuk saya. Kalau kalian juga tertarik, put Tippling Club and 2am:dessertbar into your must visit list on your next Singapore trip. Tertarik menikmati kegiatan kuliner lain di Singapura? Akan ada beberapa agenda acara kuliner di Singapura tahun ini, yang paling dekat adalah World Gourmet Summit yang diadakan mulai besok tanggal 26 Maret sampai dengan 5 April 2014.